JODOH ????? JANGAN DIGALAUIN
JODOH ????? JANGAN DIGALAUIN
Ilustrasi; Foto Pujiansyah (Kontributor TV ONE Lampung)
MENULISINDONESIA.COM - Siapa jodohku?
Pastinya setiap manusia, baik pria maupun wanita bertanya-tanya ketika sudah
beranjak dewasa. Pertanyaan tersebut akan terus berulang, terlebih banyak yang
mempertanyakan.
Hmm. Kenapa sih pada
mempertanyakan tentang pernikahan? Apakah yang bertanya jika mendapatkan
undangan pernikahan akan datang, atau mau menyumbang lebih untuk biaya
prasmanaan, baju pengantin, dan lain halnya. Hal tersebut akan dilontarkan
kembali oleh si pria dan wanita yang kerap mendapatkan pertanyaan tentang
pernikahan.
Nah, kali ini saya akan
membahas tentang jodoh. Sebelumnya saya boleh minta izinkan untuk menjelaskan
tentang jodoh, meskipun pada kenyataanya saya juga merupakan pria single yang
belum menemukan jodoh. Tapi Insha Allah, dengan niat yang baik saya berusaha
memantapkan hati untuk menuju pelaminan. Bukankah demikian, sebagai manusia
yang mempunyai harapan harus yakin dengan harapannya tersebut, termasuk soal
pernikahan.
Saya pun akan memulai
dari memaknai tentang kenapa seorang pria tidak boleh membujang. Nah, itulah
saya juga memiliki harapan akan segera melangsungkan pernikahan. Hmm... jangan
kepo dengan siapa ya, saya tidak membahas diri saya kok.
Diantaranya:
Firman Allah SWT
:
*
“Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasikamu.” [QS. An-Nisaa’ : 1]
*
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia mencipatakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepada-Nya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kau yang
berfikir.” [QS. Ar-Ruum :21]
*
“Dan
sesungguhnya kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan kami
memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan.” [QS. Ar-Ra’d : 38]
*
“Dan
kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.
Dan Allah maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” [QS. An-Nuur : 32]
Nah,
setidaknya beberapa rujukan tersebut adalah alasan kenapa sebagai laki-laki
tidak boleh membujang, hal yang sama juga akan dinyatakan oleh si wanita. Tapi kenapa
perkara jodoh masih membingungkan pada kehidupan ini? Itukan kata mereka yang
terus mencari malah memakan hati. Tapi bagi mereka yang menemukan, lalu mantap
menatap pelaminan pastinya dimudahkan.
Eh, tapi
memang benar, bahwa jodoh itu harus dicari, karena kalau tidak dicari yang ada
terlalu lama sendiri. Jadi, seperti lagu Kunto Aji –Terlalu Lama Sendiri- tuh
mbloo... si Kunto Aji aja sudah menikah. Kita kapan? Eh......
Sedikit kasih
contoh nih, beberapa teman saya tanpa di duga menikah, padahal selama ini dia
tidak pernah berpacaran namanya Ahmad Iskandar dan Sugiarti.
Ceritanya begini:
Ahmad ini satu angkatan dengan saya di Perguruan Tinggi di Provinsi Lampung. Kita
memasuki dunia perkuliahan 2010 silam. Dia lahiran 1991. Sedangkan istrinya
lebih tua 2 tahun dari dirinya. Lebih tepatnya juga kakak tingkat saya dan
Ahmad sewaktu berkuliah. Kakak tingkat di organisasi kampus.
Jika di
runut saat itu saya dan Ahmad hanya sekedar murid dari Mbak Sugiarti. Kami
adalah mahasiswa baru yang baru belajar beroganisasi. Semua berjalan biasa
saja, normal tak ada sesuatu yang mencurigakan, tak ada pacaran di antara
mereka.
Mbak
Sugiarti juga orang yang solehah. Ibadahnya rajin, dan tidak berpacaran. Tapi kami
(anggota di sebuah organisasi) selalu beranggapan bahwa Mbak Sugiarti akan
menikah dengan Kakak tingkat kami satu angkatan dengan Mbak Sugiarti. Kedekatannya
pun hanya sebatas pada jabatan, tak ada pacaran. Tapi kami melihatnya begitu
mirip dan ya kita kira-kira cocoklah kalau menikah.
Tapi di 2016
ini, saya dan teman-teman lainnya dibuat terkaget-kaget dengan undangan dari
Ahmad dan Mbak Sugiarti. “Ini beneran? Eh serius..? kok Bisa? wih Keren.” Dan ekspresi
lainnya yang menyatakan keheranan.
Tapi setelah
menghela nafas dan berfikir bahwa ini ketetapan Allah SWT, saya tak heran. Inilah
jodoh? Ya.... Inilah jodoh, kalau bukan misteri dan sebuah rahasia ya bukan
jodoh namanya.
Jodoh itu
memang sebuah rahasia yang hanya Allah yang tahu. Nah, jangan sampai menjadi
sebuah keresahan ya. Kalau masih resah, artinya kita masih kurang iman. Jadi jangan
juga takut dengan berondongan pertanyaan “kapan nikah?” itu cuma strategi membuat panik.
Contoh lainnya
karena kepanikan si Jomblo pun mencoba mencari pasangan dengan cara berpacaran.
Tapi bukannya pelaminan harapan menjadi sebuah tipuan. Ini kisah diangkat dari
seorang teman yang harus saya inisialkan.
Begini kisahnya;
teman saya seorang wanita, belum lama merampungkan gelar S2-nya. Dilihat-lihat
dia anak berkecukupan. Malah sangat berkecukupan. Apa yang di mau pasti
dituruti orang tuanya. Selama kulian di S1, dia tinggal di sebuah kota dan
menetap tanpa ada orang tua yang mengawasi. Di sinilah petaka yang
menghampirinya terjadi.
Petaka ini
soal prinsip pribadi yang pastinya tak ada lagi tawar-menawar dalam suatu
pernikahn. “Mungkin” ini masih kemungkinan. Hal yang prinsip itu soal
mahkotanya sebagai perempuan. Tanpa dijelaskan lebih lanjut oleh saya, sudah
pahamkan apa yang saya maksud?
Nah, dia
kenal dengan seorang pria, dan bjika dihitung pacaranya sudah sampai ke angka 3
tahun. Itu pacaran atau kredit motor ya??? nah, bukan perkara itu yang saya
akan bahas. Ini perkara mahkota perempuannya.
Jadi janji
manis tapi busuk dari kekasihnya tersebut membuat dirinya hilang sebagian
harapan. Secepatnya cerita, itu baru disadarinya ketika berusia 25 tahun. Nah,
itu terjadi ketika dia putus di usianya ke 24 tahun dengan kekasihnya tersebut.
Sedangkan di
usia 25 tahun, ia dikenalkan seorang pria yang sudah mapan dari segi umur dan
pendapatan, bahkan siap untuk menikah. Di sini masalah lainnya terus
menghantuinya.
Lelaki yang
dikenalkan tersebut tidak ingin berpacaran. Tapi kesiapannya untuk menikah
sudah mantap. Hanya saja ada satu pertanyaan dari lelaki tersebut. Ini soal
mahkota teman saya sebagai perempuan. Karena merasa dirinya memang masih
perjaka tulen, lelaki tersebut secara gamblang meskipun tidak enak
mempertanyakan. Lalu apa yang terjadi?
Kawan saya
mengaku salah dan kalah. Dia bukanlah dari wanita yang seutuhnya sempurna. Kesalahannya
di masa lalu membawa sebuah penyesalan. Janji manis kekasihnya sebelumnya tak
berujung kepada pernikahan. Kini lelaki yang hendak melamar dan meminangnya
justru malah menjauh karena tahu ada hal prinsip yang tak dimiliki kawan saya
ini. Pernikahan = laki-laki + perempuan. Awalnya prinsipnya seperti itu. Tapi ternyata
tidak juga. Ada hal lain yang memang harus dikendalikan dan di jaga. Ini terus
berkembang, meski saat ini begitu sulit menjaga hal yang prinsip. Insha Allah
dan semoga saya selalu terjaga, amin. Begitu juga dengan kalian ya.
Karena memang
ini hal yang begitu mengkhawatirkan. Bukan begitu? Ya sepakat atau tidak,
nampaknya memang demikian. Itu sekilas contoh yang akhirnya membuat kawan saya
sebagai seorang wanita kini bingung, apakah lelaki lainnya akan memiliki
pertanyaan yang sama nantinya. Hingga akhirnya ia berpasrah, tapi tetap menjaga
dirinya sebagai wanita. Kesalahan di masa lalu, itu cukup menjadi arsip masa
lalu. jika berkenan arsip itu jangan dibuka lagi dan dia siap menjalani masa
yang akan datang, terlebih masa kini yang sedang ia jalani.
Nah, untuk
soal jodoh. Jangan sampai sebuah pertanyaan yang terus berulang “kapan nikah?”
jadi buat kita mencari ajian enteng jodoh, emangnya ngaruh, ah malah
menyekutukan Tuhan, artinya kita masih nggak yakin atas ketetapan Tuhan tentang
jodoh.
Apa yang
harus kita lakukan para jomblo menghadapi pertanyaan dan banyaknya pertanyaan
klise tersebut. Sebenarnya mereka hanya mengingatkan. Tapi ya tidak sampai kita
malah panik mencari ke sana- sini. Terus malah tebar pesona di mana-mana. Nggak
perlu begitu. Apalagi harus pergi ke orang pintar. Coba tenang dan berikhtiar sewajarnya.
Tapi untuk
hal ini bukan berarti kita berdiam diri. Dan cobalah dengan cara elegan dalam
mendapatkan jodoh yang diimpikan. Bagaimana?
Yakni dengan memperbaiki diri. Hal ini terus beriring dengan pribadi yang
memang sudah layak untuk disandingkan dengan seorang istri atau suami yang
diimpikan tersebut.
Dari hal ini coba deh berpikir jernih. Kenapa
ketika pacaran dan ataupun saat mencari yang menurut kita lebih baik justru
hanya mendatangkan patah hati. Kenapa? Ya itu mungkin salah satu alasan mengapa
jodoh tak kunjung datang, karena jodoh yang disediakan Allah jauh lebih baik
dari diri kita sekarang ini, sampai akhirnya Allah belum bersedia menyandingkan
kita. Maka itu terus perbaiki diri, tingkatkan kualitas keimanan, dan teruslah menjadi
orang baik dan menyebarkan syiar yang baik.
Terakhir.... yakinlah dengan JANJI
ALLAH.
Biasakan Tulis Komentar Usai Membaca