Misteri Sembunyi dan Matinya Hitler di Indonesia
Misteri Sembunyi dan
Matinya Hitler di Indonesia
Rumor
soal kematian Hitler memang tak pernah surut. Hitler mungkin tidak menembak
mati dirinya dan barangkali tidak tewas di dalam bunker seperti yang sudah
diberitakan oleh pewarta. Abahkan, Hitler yang belum mati pun sempat kembali diberitakan
oleh wartawan koran lokal yang mengaku pernah mewancarai Hitler di usia 96
tahun dan dalam kondisi segar bugar.
Saat
itu tahun 1986 di Buenos Aries, Argentina. Adolf Hitler diisukan masih hidup.
Bukti lainnya, sebuah potongan tengkorak yang selama beberapa dekade diyakini
milik diktator Nazi itu, berdasarkan hasil analisis DNA, ternyata bukan milik
Hitler, melainkan milik perempuan yang berusia kurang dari 40 tahun.
Ini
semua mematahkan semua pendapat para ilmuan dan ahli sejarah yang sudah lama
menyatakan, tengkorak itu akan menjadi bukti yang meyakinkan bahwa Hitler
menembak dirinya hingga tewas setelah minum pil sianida pada 30 April 1945
ketimbang menghadapi penangkapan yang memalukan. Potongan tengkorak yang ada
lubang peluru itu diambil dair luar bunker Hitler oleh tentara Rusia dan selama
ini disimpan oleh pihak intelijen Uni Soviet.
Lagi-lagi
para ahli menjadi ragu atas tanggapannya tersebut. Berdasarkan buku yang saya
baca dari biografi singkst pimpinan nazi oleh Ferdinand Zaviera para tahli
teori konspirasi juga memberi kemungkinan bahwa Hitler tidak mati dalam bunker.
Lalu,
apakah benar Hitler melakukan bunuh diri dengan Eva Braun ketika Rusia mengebom
Berlin?
Berdasarkan
keterangan saksi, mayat Hitler dan Eva
dibungkus selimut dan dibawa ke taman di luar bunker, diletakan di
sebuah kawah bom, disiram minyak, lalu dibakar. Pada Mei 1945, sebuah tim
forensik Rusia menggali mayat yang diduga milik Hitler. Ada bagian tengkorak
yang hilang, tampaknya akibat tembakan bunuh diri. Kepingan rahang yang tersisa
cocok dengan rekaman gigi Hitler, menurut asisten dokter giginya yang
tertangkap. Dan, mayat itu hanya punya satu buah zakar.
Setahun
kemudian, potongan tengkorak yang hilang ditemukan. Pencarian dilakukan atas
perintah Stalin yang masih curiga tentang nasib Hitler. Bagaimana dan kapan
meninggal sampai sekarang masih diselimuti misteri.
Bellantoni
sendiri mengatakan tengkorak itu tidak mungkin milik Eva Braun istri Hitler. Tidak
ada laporan Eva menembak dirinya atau ditembak. Karena memang di dekat bunker
sendiri banyak yang tewas.
Tengkorak
Hitler kadung dipamerkan kepada publik memang. Tapi kalau benar tulang itu
ternyata bukan milik Hitler, lalu milik siapa?
Hitler Sembunyi di Indonesia
Harian
Pikiran Rakyat Bandung, pada 1983 pernah memuat pengakuan Dokter Sosrohusodo. Sang
dokter bercerita sangat panjang, tapi setidaknya begini kutipan sang dokter
dari yang saya juga kutip vivanews.
"Cerita ini berawal dari sebuat
artikel di Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983. Penulisnya bernama dr
Sosrohusodo -- dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas di
kapal yang dijadikan rumah sakit bernama 'Hope' di Sumbawa Besar.
Dia menceritakan pengalamannya
bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar tahun
1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut. Klaim
yang diajukan dr Sosrohusodo jadi polemik. Dia mengatakan dokter tua asal
Jerman yang dia temui dan ajak bicara adalah Hitler di masa tuanya. Bukti-bukti
yang diajukan Sosrohusodo, adalah bahwa dokter tersebut tak bisa berjalan
normal --- Dia selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan.
Kemudian, tangannya, kata Sosrohusodo,
tangan kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal
mirip Charlie Chaplin, dan kepalanya gundul. Kondisi ini diyakini mirip dengan
gambaran Hilter di masa tuanya -- yang ditemukan di sejumlah buku biografi sang
Fuhrer. Saat bertemu dengannya di tahun 1960, orang yang diduga Hitler berusia
71 tahun.
Menurut Sosrohusodo, dokter asal
Jerman yang dia temui sangat misterius. Dia tidak punya lisensi untuk jadi
dokter, bahkan dia sama sekali tak punya keahlian tentang kesehatan. Keyakinan
Sosro, bahwa dia bertemu Hitler dan Eva Braun, membuatnya makin tertarik
membaca buku dan artikel soal Hitler. Kata dia, setiap melihat foto Hitler di
masa jayanya, dia makin yakin bahwa Poch, dokter tua asal Jerman yang dia temui
adalah Hitler.
Keyakinannya bertambah saat seorang
keponakannya, pada 1980, memberinya buku biografi Adolf Hitler karangan Heinz
Linge yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Try Budi Satria. Dalam
halaman 59 artikel itu diceritakan kondisi fisik Hitler di masa tua. "Sejumlah
orang Jerman tahu Hitler menyeret kakinya saat berjalan, penglihatannya makin
kabur, rambutnya tak lagi tumbuh. Kala perang makin berkecamuk dan Jerman terus
dipukul kalah, Hitler menderita kelainan syaraf."
Saat membaca buku tersebut, Sosro
makin yakin, sebab kondisi fisik yang sama dia temukan pada diri Poch. Dalam
buku tersebut juga diceritakan tangan kiri Hitler selalu bergetar sejak
pertempuran Stalingrad (1942 -1943) -- yang merupakan pukulan dahsyat bagi
tentara Jerman. Sosro mengaku masih ingat beberapa percakapannya dengan Poch
yang diduga adalah Hitler. Poch selalu memuji-muji Hitler. Dia juga mengatakan
tak ada pembunuhan di Auschwitz, kamp konsentrasi yang diyakini sebagai lokasi
pembantaian orang-orang Yahudi. "Saat saya bertanya soal kematian Hitler,
dia mengatakan tak tahu.
Sebab, saat itu situasi di Berlin
dalam keadaan chaos. Semua orang berusaha menyelamatkan diri
masing-masing," kata Sosrohusodo, seperti dimuat laman Militariana. Sosro
mengaku pernah memeriksa tangan kiri Poch yang selalu bergetar. Saat menanyakan
kapan gejala ini mulai terjadi, Poch lalu bertanya pada istrinya yang lalu
menjawab, "ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moskow.
Saat itu Goebbels mengatakan padamu bahwa kau memukuli meja berkali-kali."
Goebbels yang disebut istri Poch
diduga adalah Joseph Goebbe, menteri propaganda Jerman yang dikenal loyal
dengan Hilter. Kata Sosro, istri Poch, yang diduga Eva Braun, beberapa kali
memanggil suaminya 'Dolf', yang diduga kependekan dari Adolf Hitler. Usai
membaca artikel-artikel tersebut, Sosro mengaku menghubungi Sumbawa Besar. Dari
sana, dia memperoleh informasi dr Poch meninggal di Surabaya.
Poch meninggal pada 15 Januari 1970
pukul 19.30 di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya karena serangan jantung,
dalam usia 81 tahun. Dia dimakamkan sehari kemudian di daerah Ngagel. Sementara
istrinya yang asal Jerman pulang ke tanah airnya, Poch diketahui menikah lagi
dengan wanita Sunda asal Bandung berinisial S. Dia diketahui tinggal di Babakan
Ciamis. Setelah menutup mulut, S akhirnya memberi semua dokumen milik suaminya
pada Sosro, termasuk foto perkawinan, surat izin mengemudi lengkap dengan sidik
jari Poch.
Ada juga buku catatatan berisi
nama-nama orang Jerman yang tinggal di beberapa negara, seperti Argentina,
Italia, Pakistan, Afrika Selatan, dan Tibet. Juga beberapa tulisan tangan steno
dalan bahasa Jerman Buku catatan Poch berisi dua kode, J.R. KepaD No.35637 dan
35638, kode simbol lelaki dan perempuan. "Ada kemungkinan buku catatatan
dimiliki dua orang, Hitler dan Eva Braun," kata Sosro.
Ada juga tulisan yang diduga rute
pelarian Hitler -- yakni B (Berlin), S (Salzburg), G (Graz), J (Jugoslavia), B
(Belgrade), S (Sarajevo), R (Rome), sebelum dia ke Sumbawa Besar. Istri kedua
Poch, S juga menceritakan suatu hari dia melihat suaminya mencukur kumis dengan
gaya mirip Hitler. Ketika dia bertanya, suaminya menjawab, "jangan bilang
siapa-siapa." Sosro mengaku tak ada maksud tersembunyi di balik
pengakuannya. "Saya hanya ingin menunjukan Hitler meninggal di Indonesia,"
kata dia. Hingga saat ini apakah Hitler tewas di bunker, di Argentina, Brazil,
atau Indonesia, belum bisa dipastikan. Kisah akhir hayat 'sang Fuhrer' terus
jadi misteri."
Pada saat itu, teori Dr.Sosrohusodo mendapat perhatian cukup luas di media
lokal. Ini mungkin menginspirasi Peter Levenda, penulis Amerika Serikat, untuk
menulis sebuah buku mengenai teori ini pada tahun 2012 yang secara efektif
membuat klaim Dr.Sosrohusodo menjadi cukup terkenal di barat.
Kalau begitu bagaimana kita bisa menilai kebenaran klaim ini?
Membaca
dan menyimak sekilas ulasan sang dokter seperti ada kait mengait memang antara
satu dengan yang lainnya. Namun, masih banyak pertanyaan yang harus diajukan
kepada Sosro. Tapi juga bukan hanya Sosro yang mempunyai teori tentang
plearaian Hitler dari jerman ke tempat lain, beberapa orang di dunia pun pernah
mengungkapkannya dalam media massa. Peluang untuk berteori seperti itu memang
ada, sebab kematian pemimpin Nazo dan istrinya tersebut pada 1945 memang
kontroversial.
Biasakan Tulis Komentar Usai Membaca