Hepatitis? Katakan Kami Tidak Takut, Karena Kami Keluarga Sehat
(Review
Hari Hepatitis Sedunia 2017 – Kemenkes RI dan Blogger Lampung)
Hari
Hepatitis Sedunia, yang jatuh pada 28 Juni di setiap tahunnya. Di Lampung
rangkaian acara terus dilangsungkan. Pada 30 Juli 2017, sebanyak 30 Blogger
Lampung pun diberi kesempatan untuk mengikuti peringatan yang sangat serius dan
begitu diperhatikan disetiap dunia ini.
Tentu
acara ini menjadi menarik bagi saya. Bagaimana tidak. Di tengah situasi
kesehatan yang membuat masyarakat acuh tak acuh, informasi tentang hepatitis
ini teramat penting. Maka, wajar saja, jika saya pun sangat tertarik untuk
mengikutinya.
Tepat
di ruang pertemuan Hotel Asoka Luxury, Jagabaya III, Way Halim, Bandar Lampung,
temu blogger dan para relawan yang bertajuk #EliminasiHepatitis berlangsung. Inilah
yang menjadi daya tarik saya. Kenapa? Pada awalnya saya hanya tahu, Hepatitis
itu penyakit berbahaya yang bisa menular. Sudah sampai disitu. Kelengkapan
informasi saya hampir saja lupa. Mungkin karena menganggap saya berada di
lingkungan keluarga yang sehat. Sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan.
Namun,
kemarin informasi begitu gamblang dan sangat bermanfaat bagi saya dan
teman-teman blogger lainnya. Ternyata oh ternyata. Hepatitis sebagai penyakit
yang menyerang organ hati ini sangatlah serius ditangani pemerintah kita
(Indonesia), sehingga perlu diadakan suatu peringatan khusus bagi masyarakat
untuk mencegahnya.
Wah
kenapa sampai segitunya?
Seperti
ini, rangkuman saya yang dikutip dari berbagai sumber : WHO telah menetapkan
tanggal 28 Juni sebagai Hari Hepatitis Sedunia. Penetapan ini bersamaan dengan
tanggal lahir seorang Profesor bernama Baruch Samuel Blumberg, seorang dokter
yang meraih hadiah nobelnya berkat temuannya terhadap virus hepatits B
bersamaan dengan vaksinnya ditahun 1976.
Hepatitis
juga banyak tipenya. Mulai dari tipe A, B, C, D dan E. Dan ternyata, penyebabnya
adalah, gaya hidup yang tidak sehat. (Artinya dalam pikiran saya : Siapapun
bisa saja terinfeksi). Itu adalah hal yang mengerikan.
Penyebarannya
dapat melalui virus yang ditularkan lewat darah atau cairan tubuh lainnya.
Sementara, di antara beberapa tipe di atas, hepatitis B adalah yang paling sering ditemui. Dan tipet hepatitis B (virus) ini telah menginfeksi 2 milyar penduduk dunia. Sebanyak 240 juta orang mengalami hepatitis B kronis.
Sementara, di antara beberapa tipe di atas, hepatitis B adalah yang paling sering ditemui. Dan tipet hepatitis B (virus) ini telah menginfeksi 2 milyar penduduk dunia. Sebanyak 240 juta orang mengalami hepatitis B kronis.
Ironi
sekali. 240 juta sahabat-sahabat kita diberbagai belahan dunia dalam kondisi
yang memperihatinkan. Besarnya jumlah korban, membuat WHO melakukan sidang WHA
(World Health Assembly) di Geneva tanggal 20 Mei 2010 lalu. Saat itu Indonesia
berperan aktif bersama Brazil dan Colombia mengusulkan resolusi untuk virus
hepatitis menjadi Global Public Health
Concern.
Berdaarkan rangkuman CNN Usulan tersebut berbuah keputusan :
-
Virus hepatitis merupakan salah satu agenda prioritas dunia.
-
Tanggal 28 Juli ditetapkan sebagai hari hepatitis sedunia. Diharapkannya di
peringatan Hari hepatitis yang ke 7 tahun ini, masyarakat semakin sadar dalam
upaya pencegahan virus ini. Dimulai dari gaya hidup sehat, pola konsumsi yang
baik, tidak tidur terlalu malam hingga melakukan pencegahan dengan melakukan
vaksin.
***
Sungguh
sangat beruntungnya saya, bisa bergabung dengan 30 blogger lainnya dalam acara
yang dihelat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), dan dr.
Wiendra Waworuntu pun menjabarkan banyak hal dalam acara bertajuk “Eliminasi
Hepatitis Menuju Keluarga Sehat.”
Resiko
terinfeksi Hepatitis pun patut kita waspadai dari beberapa penyebab yang sangat
mudah ditemui di lingkungan kita, yakni, malaria dan amoeba, diakibatkan
obat-obatan, alkohol, tato, free sex, dan virus.
Wajar
saja, jika pemerintah di republik ini khawatir akan penyebaran hepatitis
semakin merajalela. Pasalnya dari beberapa penyebab di atas memang sangat mudah
ditemui. Coba saja lihat, banyaknya orang yang bertato. Apakah dalam membaut
tato jarum yang digunakan steril. Lalu, penggunaan obat-obatan. Semakin
merajalela hingga ke anak-anak sekolahan. Narkoba dan jarum suntik begitu buas
membinasakan masa depan bangsa ini. Terlebih alkohol yang mudah ditemui di mana
saja. Hampir di setiap warung, baik di sudut kota maupun di sudut desa, pasti
ada saja penjualnya. Lalu, aktifitas free sex yang tidak bisa dipungkiri lagi.
Sungguh sedihnya bangsa ini.
Coba
bayangkan. Ini bukan untuk dewasa saja. Bahkan 96 % bayi di negeri ini pun
sangat rentan terinfeksi hepatitis jika orang tuanya sudah terinfeksi
hepatitis. Dan Indonesia merupakan negara dengan pengidap Hepatitis B nomor 2
terbesar sesudah Myanmar di anatra negara-negara anggota WHO SEAR. Masih mau
Indonesia urutan terbesar juga untuk Hepatitis C dan penyakit berbahaya
lainnya.
Dan
pertanyaannya? Apakah kita harus mati lebih dahulu karena hepatitis, HIV/Aids
dan penyakit menular lainnya baru bisa tersadar dari bahaya penyebab-penyebab
di atas.
Jawaban
saya: Tentu tidak. Sangat tegas. Tidak. Lalu bagaimana yang harus kita lakukan.
Sebagai generasi muda, mari kita lawan. Kita bantu pemerintah, dan menjadi
relawan di garda terdepan, untuk katakan, kami siap #EliminasiHepatitis jenis
apapun. Dan terus beri contoh perilaku hidup sehat. Karena semua bermulai dari
diri sendiri, dan pada akhirnya menjadi panutan dan diikuti yang lainnya. Salam
hidup sehat. (Yoga)
Biasakan Tulis Komentar Usai Membaca