Sipnosis Film Dilan 1990 : Mereka Berbicara Cinta, Kita Mengulas Kisah
Sipnosis
Film Dilan – Kali ini www.menulisindonesia.com
akan mengajak pembaca untuk bawa perasaan (baper) maximal, menghayati setiap
adegan yang akan dipertontonkan dalam film nasional, Film Dilan 1990 yang telah
tayang di 25 Januari 2018 ini.
Bagaimana
film dilan yang diangkat dari sebuah novel populer milik Pidi Baiq akan
mengacak-ngacak perasaan dengan kata-kata cinta sederhana yang indah. Ada
adegan yang akan membuat kita berdecak kagum dan mengharu biru, semua seperti
apa yang telah kita lalui di masa lalu, semua merasa berada pada posisi yang
sama, “aku Dilan, dan kamu Milea,” mungkin begitu.
Oke,
baiklah, dalam sipnosis film dilan ini saya akan mencoba mengalurkan sebuah
kisah tentang cinta dari Dilan kepada Milea. Seperti apa yang telah ditulis
Pidi Baiq, 1972-2098 :Kekuatan cinta tak bisa cukup diandalkan. Untuk bisa
mengatakannya, ada kebebasan bicara, tetapi keberanian adalah segalanya.
“Kamu
cantik.”
“Makasih.”
“Tapi,
aku belum mencintaimu.”
“Enggak
tahu kalau sore.” (hlm. 35)
Jika
membaca pada novelnya, di halaman 35, kata-kata dialog yang sederhana ini juga
diharapkan muncul disebuah film dilan yang tayang hari ini. Bagaimana
penggambaran ungkapan hati yang tak pernah ada yang menduga. Begitu sekiranya
laki-laki jatuh cinta, tak tahu tempat dan tak tahu waktu.
“Kamu
cemburu aku pergi dengan Kang Adi?”
“Ah,
cemburu itu hanya untuk orang yang enggak percaya diri.”
“Jadi?”
“Dan
sekarang, aku sedang tidak percaya diri.” (hlm. 296)
Begitu
juga bagian dialog di atas, sederhana sekali, semua dialog dari film yang akan
muncul juga diaduk-diaduk dari saduran sebuah novel milik Pidi Baiq. Ini
dikutip dari halaman 296.
Kalau
saya perhatikan, nampaknya filmya itu klise, seperti novelnya. Bahasanya pun
santai. Ini tentang remaja yang sedang jatuh cinta. Remaja yang masih duduk di
bangku SMA.
Dan
Dilan yang terkesan semerawut sebagai anak motor jatuh cinta dengan Milea yang
tak lain sosok primadona di sekolahan. Bahkan banyak lelaki yang mendekatinya.
Jika
pernah baca bagian dialog ini di novel Dilan halaman 75, mungkin kita akan
dibuat pusing, bagaimana sederhana kata dan ucapan di ekspresikan. Tapi
romantisnya masih buat saya terkekeh. Dan ini akan menjadi salah satu lawakan
di sebuah film Dilan 1990.
Baca : Review Film Naura dan Gank Juara, Menelaah Sebuah Kontroversi
SELAMAT
ULANG TAHUN, MILEA.
INI
HADIAH UNTUKMU, CUMA TTS.
TAPI
SUDAH KUISI SEMUA.
AKU
SAYANG KAMU
AKU
TIDAK MAU KAMU PUSING
KARENA
HARUS MENGISINYA.
DILAN!
(hlm. 75)
Film
Dilan sama seperti novelnya, sosok siapa yang akan menjadi Dilan dan Milea
pastinya akan membuat kita sangat terharu. Apa yang mereka lakukan itu cukup
aneh jika dipikir logika. Apalagi gombalannya. Nggak masuk akal. Tapi ini
nyata, dan masa saat ini, semua orang pun berkalimat yang sama dalam memuji
yang mereka cintai.
Mereka
membuat artian saling mencintai dan saling menghargai. Di suatu hubungan, tentu
ada yang pembahasannya nggak penting. Begitu juga Dilan. Begitu renyah film ini
disajikan juga tak terlalu dengan bahasa yang serius. Tetap santai seperti
novelnya.
Di
dalam film ini juga tak ubah dari saduran novel yang settingnya pada tahun
1990-an. Jadi suasana 90-an sangat kental. Bagi generasi tahun 1990-an pasti
akan terbaper-baper.
Kita
yang lahiran 90-an akan kembali diingatkan dengan memori masa lalu. Mungkin
dengan mantan, dari modus lewat kirim-kirim surat, pacaran lewat telepon umum,
kamar penuh poster, masih hobi baca majalah sampe pacaran di warung sekolah. Dan
tentunya tawuran yang kerap terjadi di tahun 90-an.
Sebuah
saduran dari novel yang sederhana, tapi karya yang luar biasa. Bisa jadi film
dilan ini begitu. Makanya sipnosis film dilan 1990 ini juga dibuat agar kita
mengingat bagaimana kesederhanaan kata dan kehidupan, senikmat dan sesantai
Dilan.
Oke,
sekarang masuk ke bahasan Sipnosis Film Dilan yang lebih serius. Begini
sipnosisnya :
Kita
akan menyaksikan bagaimana suasana pagi di Bandung tahun 1990, sebuah kabut
tipis hadir di sela sinar matahari. Suara motor tua yang memecah keheningan itu
dihidupkan.
Ada
Milea (Vanesha Prescilla) yang berjalan kaki menuju sekolah. Ini adalah waktu
yang masih teramat muda. Ia baru dua minggu sekolah di SMA yang ada di
Buahbatu, Bandung.
Milea
adalah anak baru. Ia pindahan dari Jakarta. Ibu Milea akan diperankan oleh Happy
Salma yang juga orang Sunda, sedangkan ayahnya diperankan M. Farhan seorang
tentara dari Sumatera Barat. Milea tak pernah menyangka, pertemuan pertama dia
dengan Dilan yang diperankan Iqbaal Ramadhan yang mengendarai motor tua di pagi
itu akan mengubah hari-harinya.
Seperti
dalam novelnya, sosok Dilan adalah anak nakal alias badung di sekolahnya. Dilan
menjadi panglima geng motor terkenal di
Bandung. Dan Dilan bersama kawan-kawannya adalah biang onar di setiap
kehebohan di sekolahnya.
Film
Dilan ini, lagi-lagi tak jauh berbeda dari novelnya. Ada adegan, tentang Dilan
dan kawan-kawannya mabal upacara. Akibatnya, guru BP, Suripto (Teuku Rifnu
Wikana) menyetrap Dilan dkk. saat upacara masih berlangsung. Tingkah Dilan yang
bandel dengan merubuhkan dinding pembatas kelas, karena kelas dia dan Milea
bersebelahan.
Milea
pun pada awalnya cuek, ia tak menganggap si anak nakal dilan itu. Bahkan, Milea
judes saat harus berhadapan si peramal --sebutan Milea untuk Dilan-- itu.
Apalagi saat itu, Milea masih punya pacar di Jakarta, Beni yang diperankan
Brandon Salim.
Tapi
senjata ampuh Dilan, gombalannya mampu menjadi perhatian tersendiri bagi Milea.
Perhatian yang unik dari anak nakal itu membuat gadis cantik ini diam-diam
memikirkan Dilan. Dilan menjadi sosok antimainstream di kehidupan Milea.
Seperti
yang telah saya tulis di atas, bagaimana tentang sebuah novel Dilan yang menggambarkan
sosok laki-laki aneh. Ketika pria lain dalam kehidupan nyata memberikan kado
yang bernilai. Dan begitu juga dengan cerita cowok lain dalam novel, memberikan
kado boneka ke Milea saat ulang tahun.
Adegan
konyol Dilan akan kita lihat. Saat dia beri Milea buku teka-teki silang dan
surat pendek di hari ulang tahunnya. Belum lagi kebiasaan-kebiasaan lucu Dilan
saat menelefon Milea. Milea juga salut dengan keberanian Dilan main ke rumahnya
dan bertemu ayahnya.
Nah,
disini kita anak 90-an dan ABG Zaman Now sekarang akan terbaper baper. Cerita
cinta Milea dan Dilan berjalan seperti kisah cinta anak SMA pada umumnya.
Mereka PDKT (pendekatan), jalan bareng, dan sampai pada satu titik Milea diberi
kesempatan untuk memilih Dilan atau Beni. Sebuah cerita asmara dari anak SMA
yang biasa, namun di setting menjadi sebuah film seperti tampak era 1990-an
menjadi tak biasa di 2018 ini.
Kita
akan melihat bagaimana mengasyikannya, masa PDKT Milea dan Dilan. Seperti yang
saya sampaikan di atas, kita akan mengingat memori masa lalu, Dilan menelpon
Milea melalui telepon umum koin. Tapi tak segan-segan Dilan juga akan ke rumah
Milea langsung kalau mau bertemu. Hal-hal yang mungkin saat ini sudah tidak
ada, karena kecanggihan telepon dan aplikasi chatting.
PDKT
yang romantis. Tapi akhirnya hubungan Milea dan Dilan tak berjalan dengan
indah. Kembali Dilan berbuat ulah dan kembali ia juga berurusan dengan
guru-gurunya. Di lain kesempatan, Dilan sempat ribut dengan kawannya karena
sang kawan tak sengaja berurusan dengan Milea. Milea bahkan marah saat tahu
Dilan akan terlibat pada tawuran geng motor. Dia cemas dan tak ingin Dilan terlibat
dalam perkelahian lagi.
Pada
film ini, kreato film Sutradara Fajar Bustomi dan Pidi Baiq nampaknya akan
menggantung sebuah kisah cerita. Jangan panik. Ini sekedar membuat rasa
penasaran kita saja. Nampaknya juga akan ada kelanjutan kisah Dilan dan Milea
di film film selanjutnya.
Nah,
sekarang Film Dilan 1990 telah tayang 25 Januari 2018. Sebuah film yang diangkat
dari novel laris berjudul serupa yang ditulis Pidi Baiq. Untuk skenario film,
Pidi bekerja sama dengan penulis Titien Wattimena.
Film
dikemas dengan durasi sekitar 110 menit, setting di Bandung di awal 1990 akan
terlihat detil. Rumah-rumah tua dan sekolah yang dipakai untuk shooting menjadi
elemen yang memperkuat film.
Penampilan
Dilan, Milea, dan teman-temannya di sekolah terlihat wajar layaknya anak SMA.
Tak ada make up yang menor atau baju seragam yang seksi. Mereka bersepatu
Warrior atau kets, mengenakan jaket karena ketika itu Bandung masih sangat
dingin kala pagi, dan naik angkutan kota tanpa membawa telefon genggam.
Keterangan
buku yang diangkat menjadi sebuah film layar lebar :
Judul : Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun
1990
Penulis : Pidi Baiq
Tebal : 348 hlm.
ISBN : 978-602-7870-86-4
3 komentar
Add komentarCerita romantisme ala anak remaja, wah yg nonton bisa jd banyak nih, soalnya ceritanya baper bgt sih kesukaan kids jaman now.. Hihihihi
ReplyCerita romantisme ala anak remaja, wah yg nonton bisa jd banyak nih, soalnya ceritanya baper bgt sih kesukaan kids jaman now.. Hihihihi
ReplyHmmmm pertama baca novel dilan koq langsung mikir "ini novel gue banget"
ReplyHahahaha jadi inget jaman pertama kali di pedekatein (walau pas d tahunnya dilan deket sm lia ane masih TK euy ������)
Great sinopsis, semoga saat beneran nonton filmnya gak terlalu kecewa karna rasa yg gak "sesuai dengan ekspetasi" dari novel aslinya ��
Biasakan Tulis Komentar Usai Membaca