Cerpen Persahabatan Sejati Singkat dan Menarik
Cerpen Persahabatan Sejati - Rumah Persahabatan |
Menulisindonesia.com – Cerpen Persahabatan Sejati ini berjudul
Rumah Persahabatan karya Keyna Malva Zita Salsabila – Siswa SD Muhammadiyah
Metro Pusat, Kelas : V (lima).
Ini adalah salah
satu contoh kumpulan cerpen sahabat terbaik yang setia terhadap teman-temannya.
Baca Juga: Cerpen Singkat Tentang Persahabatan Sejati.
Contoh cerpen
untuk anak Sekolah Dasar (SD). Sebuah tulisan cerita pendek yang juga ditulis
oleh anak kelas V SD.
Berikut cepren Persahabatan Sejati berjudul
Rumah Persahabatan Karya Keyna Malva Zita.
Cerpen Persahabatan Sejati: Rumah Persahabatan
Namaku adalah Salsabila Kayla Putri. Saat ini aku duduk di kelas lima sekolah
dasar. Hari ini adalah hari pertamaku menjadi anak kelas lima. Kelasku, kelas
5A. Kelas di sekolahku selalu berubah murid-muridnya, setiap kenaikan selalu
dilukir dengan kelas lainnya.
Jadi di setiap kenaikan kelas. Suasana selalu baru,
dengan teman-teman yang sebagian besar juga baru. Dan akupun memiliki teman
baru. Baru saja berkenalan di hari pertama ini. Namanya, Zahra Aqila Syifa.
Selain Zahra. Temanku yang dari kelas 4 juga ada di satu
ruangan kelas 5A yang baru saja kita masuki ini. Khalila namanya. Sampai
akhirnya, aku, Zahra, dan Khalila berencana membuat geng persahabatan.
***
Hari pertama sekolah pun berlalu. Masing-masing murid
pulang ke rumahnya masing-masing. Begitupun aku. Sesampainya di rumah tentu
aktifitas seperti biasa yang kutekuni, mengganti pakaian, makan siang sampai
bercerita dengan bunda.
Sementara, esok harinya, pagi yang sejuk menyapa,
beriring angin yang mengalun dingin membekap pada tubuhku. Shalat subuh tiba.
Aku bergegas untuk ikut berjamaah bersama ayah dan ibu. Sampai akhirnya aku pun
bersiap untuk menikmati hari keduaku di sekolah.
“Hai
Zahra, Hai Khalila,” aku menyapa ke
dua sahabat baruku tersebut sembari duduk di tempat yang sudah ditentukan.
“Hai juga Salsa.” Mereka kompak
menjawab. Sampai akhirnya kita berbincang sampai bel masuk kelas dan belajar
berbunyi.
Hari kedua ini berjalan seperti biasanya. Berbincang
dengan kedua sahabat baruku, belajar, ke kantin, sampai akhirnya kembali pulang
ke rumah.
Namun di hari ke dua ini, selama berada di kantin, aku
tahu makanan kesukaan sahabatku. Khalila memesan roti bakar isi blueberry, Zahra roti
bakar isi coklat dan aku roti bakar isi strowbery. Ini kali kedua
pesanan yang sama dari ke kantin bersama di hari kemarin.
Baca Juga: Contoh Cerpen Stop Bullying di Sekolah
***
Jumat, 07.00 WIB. Kelas minat bakat hari ini akan
berlangsung. Aku masuk ke kelas puisi. Namun entah mengapa, aku melihat Zahra
dan Khalila bertengkar.
Aku berlari menghampiri mereka. “Hey, sudah. Apa-apaan
ini. Kita sahabat. Masa iya harus ribut bermusuhan,” kata ku menengahi.
“Kita
sahabat. Itu
sih dulu sekarang gak yauu,”
ucap Khalila melepaskan
genggaman tanganku yang berusaha meminta Zahra dan Khalila bermaafan.
“Dih
sapa juga yang mau sahabatan sama kamu,”
kata Zahra ketus.
“Ih
udah walaupun kalian bukan sahabat,
tapi kalian gak pantes untuk berantem lagian kalian juga udah besar,” kataku seraya
pergi
meninggalkan mereka.
Setelah beberpa lama aku kembai dan mereka masih saja
bertengkar. Aku memikirkan cara bagaimana cara mempersatukan mereka.
“Zahra – Khalila, kita ini sahabat, kita jalanin hari kita
bareng-bareng,” kataku pada mereka.
“Bukan
salah Zahra kok. Semua ini salah aku maaf ya Sal, Zah,” aku Khalila.
“Iya
aku juga minta maaf,”
ucap Zahra.
Benar kata ibu, sebuah persahabatan itu seperti rumah
yang kekal dan abadi, jika rumah nyaman, seberat apapun masalah akan kembali
dan nyaman di rumahnya sendiri.
Begitu kesaksianku atas pertengkaran mereka. Meski
meributkan sesuatu yang tak bisa dimengerti. Jika mereka memahami persahabatan
ini penting, maka keduanya akan saling mengalah untuk meminta maaf. Inilah
rumah persahabatanku dengan Zahra dan Khalila.
Biasakan Tulis Komentar Usai Membaca