Contoh Cerpen Anak Sekolah - Rindu Ibu
Contoh Cerpen Anak Sekolah |
Contoh Cerpen Anak Sekolah – Berikut ini adalah
cerita pendek berjudul rindu ibu, salah satu karya Tasya Defani Kamila pelajar
SMP di Kota Bandar Lampung.
Tasya menuliskan cerita pendek tentang kerinduan akan
seorang ibu. Cerpennya ini adalah salah satu contoh cerpen anak sekolah terbaik
yang bisa kita pelajari.
Tulisan yang sangat sederhana, namun memiliki kisah dan
kompleksitas cerita. Contoh cerpen anak sekolah ini juga dikisahkan dengan
sangat sederhana, namun menyentuh.
Berikut contoh cerpen tentang anak sekolah yang bisa kita
pelajari:
Contoh Cerpen Anak Sekolah Karya - Tasya Defani Kamila
Aku seorang murid yang tinggal di asrama. Sudah 1 tahun
aku di asrama. Selain sekolah, aku juga menghafal al-qur’an. Kegiatanku
sehari-hari adalah belajar, eskul di sore hari, dan menghafal al-qur’an di
malam hari. Aku tak merasa lelah, aku bahaga.
Tapi terkadang, aku merasa sedih karena rindu dengan
orang tua. Pagi ini aku terbangun dari tidur pukul 03.00 WIB pagi, setelah itu
aku mandi, selesainya aku ambil air wudhu dan shalat qiyamul lail, sambil
menunggu waktu adzan shubuh aku sempatkan tilawah qur’an. Seusai tilawah aku
belajar. Terdengar suara adzan shubuh berkumandang.
“Allahu akbar allahu akbar.”
“Thalita, sudah adzan sholat yuk,” sambil mengenakan
mukena.
“Baiklah, sebentar aku wudhu dulu ya,” lalu berjalan menuju
tempat wudhu.
Setelah diajak Annisa shalat aku ambil air wudhu, dan setelahnya
aku mengenakan mukena lalu melaksanakan shalat subuh. Thalita adalah gadis
mungil yang pintar, baik kepada teman-temannya. Seusai shalat, dan setelah
memastikan semua beres dan kembali rapih, aku kembali ke kamar, dan beberapa
saat kemudian, aku berangkat halaqoh.
“An, berangkat yuk,” dan kami pun berlalu keluar asrama. Kami
berjalanan dengan santai. Sudah 2 menit kami berjalan akhirnya kami sampai di asrama
dimana kami halaqoh dan semua dimulai, seusai berdoa, lalu berlanjut menghafal
Al-Quran.
“Nis, besok hari apa?”
“Besok hari sabtu, pelajarannya kajian sama kita besok
boleh nelfon ortu.”
Setelah aku bertanya tentang hari, aku mulai menghafal
lagi. Aku merasa sudah lancar, sebelum aku setorkan hafalan, aku meminta salah
satu temanku untuk menyimak hafalan. Aku pun meminta dia untuk menyimak
hafalan.
“Ay, boleh minta tolong gak?”
“Iya minta tolong apa?”
“Tolong simakin hafalanku.”
Aku mulai membaca ayat demi ayat. Selesai menyimak
hafalan aku setorkan hafalan kepada ustadzah. Seusai menyetorkan hafalan aku
pun berpamitan pulang. Kemudian aku keluar dan berjalan. Sesampainya di asrama
aku membereskan kasur dan piket harian. Selesai itu aku bersiap-siap untuk
berangkat kesekolah. Aku pun berangkat ke sekolah. Kegiatan-kegiatan sekolah
pun aku lakukan sampai bel pulang berbunyi.
Teng, teng, teng. Waktu pulang pun tiba. Aku pulang
bersama Annisa, Ayu, dan Maza. Sambil berjalan kami berbincang-bincang. Sesampainya
di asrama, terdengar suara adzan ashar, kami pun shalat ashar dan al-matsurat.
Seusai shalat ashar dan al-matsurat aku pun mandi. Lalu mengulang pelajaran.
Baca Juga: Puisi Tentang Rindu Yang Romantis dan Buat Baper
Di saat aku sedang mengulang pelajaran, ustadzah datang
dan memberikan hp asrama. Setelah itu aku langsung ambil dan menelfon ibu,
karena aku sudah sangat rindu sekali.
Teleponku pun dijawab oleh ibu. “Assalamualaikum, bu.”
“Waalaikum salam.”
“Gimana kabar ibu, ayah, kakak, dan adek?”
“Alhamdulilah sehat.”
“Gimana kabar kamu Thal?”
“Alhamdulillah sehat.”
Sambil menelfon ibu aku meneteskan air mata. Karena
sangat rindu berat dengan ibu.
“Bu, kakak udah hafal setengahnya juz 28.”
“Ooo, alhamdulilla, berarti bentar lagi selesai dong?”
“Iya bu.”
“Baiklah, kakak mau apa kalau sudah selesai juz 28.”
“Kakak nggak mau apa-apa, cuman pengen ibu, ayah, kakak,
sama adek-adek dateng ke sini.”
“Iya, nanti ya kak, kalau lagi libur.”
“Iya bu.”
Tiba-tiba Maza memanggil aku dan berkata; “Tal, ada ibu
kamu.”
“Masa Maz?”
“Iya.”
Karena aku merasa tidak percaya aku bertanya kepada ibu. “Bu,
lagi di mana?”
“Lagi di depan asrama kakak.”
“Yang bener?”
“Iya, ya sudah sekarang kakak keluar.”
“Iya ibu tunggu ya.”
“Iya, kakak siap-siap dulu ya, assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.”
Aku langsung siap-siap, kemudian langsung keluar.
Ternyata benar yang dikatakan oleh Maza dan ibu. Aku langsung bersalaman dengan
ayah dan memeluk ibu sambil meneteskan air mata rindu yang sudah lama tidak
bertemu.
Baca Juga: Cerpen Untuk Anak SD - Rindu Azan di Istanbul
“Udah kak jangan nangis.”
“Iya. Tapi kakak kangen.”
“Emangnya kakak aja, ibu juga kangen banget sama kakak.”
“Iya bener kak, adek juga kangen.”
“Gimana hafalannya?”
“Setengah lagi selesai juz 28.”
“Ooo, alhamdulillah.”
“Iya.”
“Ya sudah sekarang kakak izin sama ustadzah buat keluar
bentar.”
“Iya yah.”
Aku izin dengan ustadzah. Aku pergi untuk makan di luar.
Sudah hampir 2 jam aku berjalan-jalan dengan keluargaku, sampai akhirnya di antar
pulang ke asrama kembali. Sampai di asrama ibu berkata. “Kak, ayah udah tugas
di sini, jadi kita semua akan tinggal di sini terus nenek juga lagi sakit.”
“Iya bu, nenek sakit apa?”
“Belum tahu.”
“Ooo.”
“Ya sudah sekarang kakak masuk belajar yang pinter,
semangat ngafalnya sama jangan males-malesan ya.”
“Iya bu.”
Aku pun masuk asrama dengan raut muka bahagia. Rasa rindu
ini sudah hilang karena terobati. Ibu pun pergi dari asrama ke rumah nenek.
Hati aku bahagia sekali hari ini, sudah 1 bulan aku tidak
bertemu dengan ibu akhirnya hari ini aku bertemu dengan ibu. Apalagi ucapan
dari ibu tadi ayah ada tugas di tempat ini dan nenek lagi sakit otomatis ibu
bakalan lama tinggal di sini.
‘Rindu itu sangat berat apalagi rindu dengan ibu.’
Kututup bukuku dan aku tidur dengan nyenyak. Menunggu hari esok yang akan
datang.
Baca Juga: kata yang kujadikan cerita
Itulah cerita pendek karya Tasya Defani berjudul Rindu
Ibu. Sebuah contoh cerpen anak sekolah terbaik di awal tahun 2019.
Semoga cerpen ini bermanfaat. Terimakasih. Salam.
Biasakan Tulis Komentar Usai Membaca